Bagaimanakah kabar yang dimuat?

Rabu, 20 April 2011

Teknik Dasar Pendakian / Rock Climbing

Teknik Mendaki
1. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan. Para pendaki pemula biasanya mempunytai kecenderungan untuk mempercayakan sebagian berat badannya pada pegangan tangan, dan menempatkan badanya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan manusia tidak bias digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan badan. Kecenderungan merapatkan berat badan ke tebing dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir.Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit (tumpuan kaki) akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.
2. Friction / Slab Climbing
Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal diatas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.
3. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut.
* Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan/diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak.
* Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar (chomney). Badan masuk diantara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula. Kedua tangan membantu mendororng keatas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.
* Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
* Lay Back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menenpatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.
Pembagian Pendakian Berdasarkan Pemakaian Alat
Free Climbing
Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar. Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaanya ia bergerak sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.
Free Soloing
Merupakan bagian dari free climbing, tetapi sipendaki benar-benar melakukan dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri.Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau pergerakan pada rute yang dilalui. Bahkan kadang-kadang ia harus menghapalkan dahulu segala gerakan, baik itu tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu dan benar-benar professional yang akan melakukannya.
Atrificial Climbing
Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti paku tebing, bor, stirrup, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai.
System Pendakian
1. Himalaya Sytle
Sistem pendakian yang biasanya dengan rute yang panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak) diperlukan waktu yang lama. Sistem ini berkembang pada pendakian-pendakian ke Pegunungan Himalaya. Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-tempat peristirahatan (base camp, fly camp). Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh team, berarti pendakian itu sudah berhasil untuk seluruh team.
2. Alpine Style
Sistem ini banyak dikembangkan di pegunungan Eropa. Pendakian ini mempunyai tujuan bahwa semua pendaki harus sampai di puncak dan baru pendakian dianggap berhasil. Sistem pendakian ini umumnya lebih cepat karena para pendaki tidak perlu lagi kembali ke base camp (bila kemalaman bisa membuat fly camp baru, dan esoknya dilanjutkan kembali).
Teknik Turun / Rappeling
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai teknik yang sepeuhnya bergantung dari peralatan. Prinsip rappelling adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
2. Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun.
3. Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan.
Macam-macam dan Variasi Teknik Rappeling
1. Body Rappel
Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang terkena gesekan akan terasa panas.
2. Brakebar Rappe
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali, dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah descender (figure of 8). Pemakaiannya hampir serupa, dimana gaya gesek diberikan pada descender atau brakebar.
3. Sling Rappel
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain, dan dirasakan cukup aman. Jenis simpul yang digunakan adalah jenis Italian hitch.
4. Arm Rappel / Hesti
Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.
Dalam rapelling, usahakan posisi badan selalu tegak lurus pada tebing, dan jangan terlalu cepat turun. Usahakan mengurangi sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali. Sebelum memulai turun, hendaknya :
1. Periksa dahulu anchornya.
2. Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang dipergunakan.
3. Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa tali sampai ke bawah (ke tanah).
4. Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke bawah, sehingga apabila ada batu atau tanah jatuh kita dapat menghindarkannya, selain itu juga dapat melihat lintasan yang ada.
5. Pastikan bahwa pakaian tidak akan tersangkut carabiner atau peralatan lainnya.
Prosedur Pendakian
Tahapan-tahapan dalam suatu pendakian hendaknya dimulai dari langkah-langkah sebagai berikut
1. Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.
2. Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.
3. a. Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa, agar mudah untuk diambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas leader adalah membuka lintasan yang akan dilalui oleh dirinya sendiri dan pendaki berikutnya.
b. Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat (tali yang akan dipakai). Tugas belayer adalah membantu leader dalam pergerakan dan mengamankan leader bila jatug. Belayer harus selalu memperhatikan leader, baik aba-aba ataupun memperhatikan tali, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendur.
4. Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera memberi aba-aba pendakian.
5. Bila leader telah sampai pada ketinggian 1 pitch (tali habis), ia harus memasang achor.
6. Leader yang sudah memasang anchor di atas selanjutnya berfungsi sebagai belayer, untuk mengamankan pendaki berikutnya.

Minggu, 17 April 2011

"Curug Silurah & Cagar Budaya Ganesha" daerah wisata binaan pertama SEKBER P.A KAB. BATANG

      Minggu,17 April 2011.SEKBER P.A Kab. Batang melakukan kegiatan bhakti sosial dalam rangka memperingati hari bumi.Kegiatan tersebut dilaksanakan di kawasan curug dan cagar budaya Ganesha yang terletak di desa Silurah Kab. Batang.
   Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu wujud kepedulian dari seluruh anggota SEKBER.Kedepannya dari kegiatan tersebut juga akan menjadi motivasi bagi semuanya untuk senantiasa menjaga serta merawat lingkungan sekitar.Kegiatan yang sama juga akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan.Curug dan Cagar budaya Ganesha adalah daerah wisata binaan pertama SEKBER P.A Kab. Batang.
      Kegiatan tersebut di ikuti sebanyak 85 orang, yang terdiri dari pengurus harian SEKBER, Mapala, Sispala, serta pemerhati lingkungan dan kelompok pecinta alam.
      " Kegiatan ini sangat menyenangkan,selain untuk mengisi liburan kegiatan ini juga sebagai sarana belajar untuk lebih menghargai dan mencintai alam.Ungkap Adelia,salah satu peserta kegiatan bersih bumi dari Bismapala SMKN 1 Batang.Hal senada juga di ungkapkan oleh Indah salah satu peserta kegiatan bersih bumi dari Hispala SMK PGRI Batang, " selain untuk mengisi liburan, kegiatan ini juga sebagai sarana menambah teman"paparnya.
Curug Silurah

Cagar budaya Ganesha
      Selain dari wilayah Kab. Batang,kegiatan tersebut juga di ikuti oleh pemerhati lingkungan dan kelompok pecinta alam daerah sekitar.Salah satunya Angga,peserta dari SMAN Talun Kab. Pekalongan." Saya datang kesini sengaja untuk mengikuti kegiatan bersih bumi yang diadakan oleh SEKBER P.A Kab. Batang, ungkapnya.
      "Kita mengharapkan untuk kelestarian Curug dan Cagar budaya Ganesha bukan hanya menjadi tanggung jawab SEKBER,melainkan seluruh lapisan masyarakat.Tak lupa saya secara pribadi dan atas nama organisani mengucapkan terima kasih atas sumbangsih semua peserta kegiatan bersih bumi, tegas Slamet Muarif (Sekjen).
@ admin 2011
       


Sabtu, 16 April 2011

Peringatan Hari Bumi

Dalam rangka peringatan hari Bumi,Sekretariat Bersama Pecinta Alam Kabupaten Batang Jawa Tengah akan mengadakan kegiatan yang bertajuk "Bersih Bumi".
Kegiatan "Bersih Bumi" dilaksanakan pada hari minggu 17 April 2011,bertempat di kawasan curug yang juga berdekatan dengan situs purbakala yang menjadi cagar budaya berupa patung Ganesha yang terletak di kelurahan Silurah kecamatan Wonotunggal kabupaten Batang.
" Pada kegiatan kali ini kita akan melakukan pembersihan track ( jalan ) menuju ke daerah curug,serta memberikan tanda petunjuk bagi para pengunjung.Diharapkan kedepan apa yang sudah kita laksanakan dapat membantu serta memberi kemudahan bagi para pengunjung untuk dapat menikmati curug dan melihat patung Ganesha",ungkap Slamet Muarif ( Sekjen ) disela-sela persiapan kegiatan.
Memang selama ini jalan yang harus dilalui untuk sampai di kawasan curug ataupun ke kawasan cagar budaya patung Ganesha tidak terawat.Jalan yang harus dilewati oleh para pengunjung masih alami.
Pengunjung harus menembus hutan pinus dan semak belukar untuk bisa sampai ke lokasi curug dan cagar budaya Ganesha.
Hal ini yang membuat kedua objek wisata yang mempunyai nilai sejarah tersebut jarang di datangi oleh wisatawan.Diharapkan kedepannya setelah akses jalan menuju lokasi tersebut mudah dilalui akan banyak orang yang datang menggunjungi kedua lokasi tersebut.
Kegiatan "Bersih Bumi" di ikuti oleh semua anggota Sekretariat Bersama Pecinta Alam Kabupaten Batang mulai dari pengurus harian,anggota,sampai dengan simpatisan dan pemerhati lingkungan. 
Admin @2011

Minggu, 20 Februari 2011

Ucapan Selamat

Selamat atas terpilihnya menjadi pengurus Sekertariat bersama PA Kab. Batang masa bhakti 2011-2013.
Semoga sukses.

Hasil Musyawarah Anggota Sekertariat Pecinta Alam Kab. Batang I

Hasil musyawarah anggota Sekretariat Pecinta Alam Kabupaten Batang.
Menetapkan dan memutuskan :

Sekretariat Jenderal : Slamet Muarif / Bau ( Brainbow Palm )
Wakil Sekertariat jenderal : Safa ( Purbakala )
Sekertaris : Supriyanto S.Pd ( Capung )
Wakil Sekertaris : Qoqom ( Purbakala )
Bendahara :
1. Rina ( Purbakala )
2. Masduki ( Puraki )

Bidang Profesi :
1. Helmi / Gudel ( Batang Adventure Team )
2. Robikhin / Garong ( Brosken Palm )

Bilang Logistik :
1. M. Adurachman Bisukron ( Brainbow Palm )
2. Agus Kultum ( Rebpal )

Bidang Penelitian dan Pengembangan :
1. Toni ( Batang Adventure Team )
2. Sulis ( Capung )
3. Nurul ( Hispala )

Bidang Humas :
1. Adi / Comong ( Batang Adventure Team )
2. Dinoyo ( Purbakala )
3. M. Rosada ( Rebpal )

Bidang Pengabdian Masyarakat :
1. Megeng Nasocha ( Brainbow Palm )
2. Hanung ( Batang Adventure Team )

Bidang Lingkungan Hidup :
1. Udin / Degol ( Keparat )
2. Azis ( Kapala )
3. Vina ( Hispala )

Semoga dapat menjalankan tugas dan kewajiban.

Sabtu, 12 Februari 2011

Salam Lestari.

Blog ini di ciptakan untuk memudahkan kawan-kawan pecinta alam untuk saling bertukar informasi dimana saja anda berada.